Dua Warga Muratara Tewas Terjebak di Lubang Tambang Emas

Muratara110 Dilihat
banner 468x60

SAROLANGUN – Dua warga asal Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Sumsel tewas terjebak dalam lubang tambang emas di Provinsi Jambi.

Mereka adalah Hendi (21) dan Nisa Rianto (35), warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Muratara.

banner 336x280

Informasi yang dihimpun, mereka tewas terjebak dalam lubang Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).

Mereka mencari emas pada bebatuan ore di perbatasan Kabupaten Murarata Sumsel dan Kabupaten Sarolangun Jambi.

Tepatnya di Sungai Sipa, Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Kabarnya mereka mencari emas dengan cara menggali lubang hingga kedalaman berpuluh-puluh meter.

Nasib malang menimpa saat mereka berada dalam lubang, hujan deras turun.

Nahas, lubang yang mereka gali itu dipenuhi air hujan hingga keduanya meregang nyawa.

Tubuh mereka terjebak dalam lubang galian emas sedalam lebih kurang 25 meter.

Kejadian nahas itu terjadi Rabu (27/1/2021) sekira pukul 02.00 WIB.

Kepala Desa Karang Anyar, Amir membenarkan ada dua warganya yang tertimbun dalam lobang galian emas di Sarolangun Jambi.

“Iya benar, dua-duanya sudah ditemukan, sudah dimakamkan tadi,” kata Amir dikutip dari  Tribunsumsel.com, Kamis (28/1/2021).

Ia mengatakan banyak warga dari Desa Karang Anyar datang ke lokasi kejadian untuk membantu evakuasi korban.

Proses evakuasi cukup lama karena harus menyedot air yang sudah memenuhi lubang tersebut.

“Alhamdulillah korban berhasil ditemukan dengan cara airnya disedot, korban langsung dijemput pakai ambulan dari desa kami,” kata Amir.

Ia mengaku warganya banyak yang mencari nafkah di lokasi tambang emas ilegal tersebut.

“Iya banyak warga kami di sana, karena di sini mereka tidak ada pekerjaan, jadi cari nafkah di sana,” ujar Amir.

Sementara Aan Ardi, adik kandung korban Nisa Rianto mengungkapkan kakaknya sudah 3 tahun menjadi penambang emas.

“Karena banyak warga di desa kami cari emas di sana, jadi kakak saya ikut mencari juga, kira-kira sudah tiga tahun lah,” katanya.

Aan mengetahui kakaknya tewas terjebak dalam lubang tambang emas itu setelah mendapat informasi dari teman korban.

“Ada temannya ngasih tahu kami, terus kami keluarga datang ke sana untuk mencari beliau,” ujar Aan.

Proses pencarian korban, kata Aan, berlangsung cukup lama hingga menghabiskan waktu hampir 30 jam.

Pasalnya air hujan sudah memenuhi lubang tambang emas itu sehingga harus disedot terlebih dahulu.

“Biasanya air hujan tidak masuk lubang itu karena ada terpal penutupnya, mungkin hujan terlalu deras, jadi lubangnya dipenuhi air,” cerita Aan.(*)

Sumber: Tribun Sumsel

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *