Polisi Banyak Temuan Penting Terkait Pembunuhan Editor Metro TV

Kriminal460 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA – Kematian editor Metro TV Yodi Prabowo masih menyisakan misteri. Hingga saat ini, polisi belum berhasil mengungkap siapa pelaku yang tega membunuh Yodi Prabowo.

Polda Metro Jaya telah membentuk tim khusus di bawah pimpinan Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dan Kapolres Jaksel Kombes Budi Sartono, untuk mengungkap kasus ini.

banner 336x280

“Pimpinan Kapolda Metro memberikan atensi dan kemudian memerintahkan membentuk tim khusus yang dipimpin langsung oleh Dirkrimum Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, dan Polsek Pesanggrahan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan pada kasus tersebut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi wartawan, Sabtu (11/7/2020).

Penyelidikan terus diintensifkan dengan memeriksa sejumlah saksi. Hingga Sabtu (11/7/202/) kemarin, polisi telah memeriksa 12 orang saksi yang terdiri dari keluarga hingga teman dekat korban.

Tim kepolisian juga kembali menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Sabtu (11/7/2020) siang untuk mencari petunjuk kematian korban. Dua ekor anjing pelacak dari Satuan K-9 diturunkan ke lokasi untuk melacak jejak pelaku.

Sebelum melakukan pelacakan, anjing tersebut mengendus pisau yang diduga digunakan pelaku. Anjing tersebut lalu bergerak ke jalan raya di seberang TKP.

Setelah itu, anjing pelacak tampak masuk ke jalan kecil pemukiman warga RT 007/008 RW 01 Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Anjing pelacak kemudian sampai di tepi Danau Cavalio.

Dari situ, anjing itu terus bergerak sampai berhenti di depan sebuah warung kecil dekat Masjid Al Ikhlas Jalan Ulujami Raya RT 013/01 Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Polisi mengulangi penelusuran jejak untuk kedua kalinya menggunakan bukti pisau. Anjing pelacak kembali ke rute seperti semula dan berhenti di jalan depan warung itu.

Polisi juga mengecek jejak dengan menggunakan sampel helm korban. Anjing pelacak tampak mengitari pemukiman warga melewati kuburan, jalan samping rel kereta hingga kembali ke lokasi dekat warung kecil yang sebelumnya.

Dari hasil penelusuran anjing pelacak ini, Yusri mengungkap adanya temuan-temuan penting dalam pelacakan kasus ini.

“Ada beberapa temuan-temuan penting yang bisa diduga lah ya, termasuk ini-nya, pisaunya berasal dari mana, itu dari bantuan K-9 itu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/7/2020).

Yusri menyebut, salah satu temuan penting itu berkaitan dengan pisau yang diduga digunakan untuk membunuh korban.

“Dengan bantuan K-9 itu mulai dari keberadaan pisaunya mengarah ke mana, tapi belum bisa kita sampaikan ya untuk saat ini,” ucapnya.

Namun Yusri masih merahasiakan temuan-temuan penting lainnya. Hal ini menyangkut kepentingan penyidikan kepolisian.

“Hasil temuan yang tadi ada beberapa temuan, tapi masih kita dalami dan belum boleh kita sampaikan dulu ke media ya,” kata Yusri.

Selain olah TKP, hasil autopsi juga menjadi sangat penting untuk mengungkap kasus pembunuhan. Dari hasil autopsi ini, polisi bisa mengetahui penyebab kematian korban hingga kapan korban dibunuh.

Hasil sementara, polisi mengungkap bahwa jasad korban diperkirakan sudah berada di lokasi kejadian selama 3 hari sebelum ditemukan warga, atau pada Selasa (7/7/2020).

“Korban tersebut setelah kita lakukan autopsi di Rumah Sakit Polri, bahwa hasil pemeriksaan sementara dari korban, kondisi korban sudah tahap ada pembusukan karena memang diperkirakan jenazah tersebut sudah ada dua hingga tiga hari di pinggir tol tersebut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus ketika dihubungi wartawan, Sabtu (11/7/2020).

Selain itu, hasil pemeriksaan dokter forensik juga mengungkap sejumlah luka di tubuh korban. Yusri menyebut, bekas luka terdapat di bagian leher dan dada korban.

“Sementara memang yang kita temukan ada luka-luka terbuka pada leher dan dada korban akibat kekerasan senjata tajam. Dan juga ada pukulan senjata tumpul pada bagian belakang leher. Sementara masih kita tunggu hasil lanjutan autopsi karena yang baru kita dapat itu untuk saat ini,” papar Yusri.

Hasil autopsi juga mengungkap adanya dugaan penganiayaan terhadap Yodi Prabowo sebelum tewas dibunuh. Selain luka akibat senjata tajam, hasil autopsi menunjukkan adanya luka lebam pada tengkuk korban.

“Menurut hasil autopsi, kami menilai, diduga ada penganiayaan sebelumnya. Kami melihat di tengkuk sebelah kiri itu ada lebam diduga lebam itu (dari) benda tumpul. Itu yang kami belum dapatkan barang bukti di sekitar TKP nanti kami akan melakukan pencarian kembali,” kata Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Irwan Santoso kepada wartawan di Jl Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7/2020).

Irwan mengatakan, hasil autopsi ini akan dicocokkan dengan barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian. Polisi juga akan menganalisis temuan-temuan pada saat olah TKP.

“Dari hasil autopsi tersebut kita hubungkan dengan barang bukti yang ada. Makanya kami dibantu Mabes Polri, Baharkam, kami sangat terbantu sekali. Kami nantinya akan mengambil kesimpulan sementara seperti apa,” ujar Irwan.

Yodi Prabowo ditemukan tewas di pinggir Tol JORR, Jl Ulujami Raya, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan. Jakarta Selatan pada Jumat (10/7/2020) siang. Polisi menduga Yodi tewas dibunuh.(*)
Sumber: detik.com

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *