Siswi Asal Sumsel Disekap Guru di Jambi, Selama 20 Hari Digagahi 30 Kali

Kriminal, Sumsel186 Dilihat
banner 468x60

KUALA TUNGKAL – Seorang siswi SMA asal Sumatera Selatan, menjadi korban ‘kebuasan’ seorang guru honorer di Kuala Tungkal, Jambi.

Si guru honorer berinisial A (31) menyekap siswi SMA berinisial MR (16) selama 20 hari. Selama disekap, siswi SMA itu diperkosa sekira 30 kali.

banner 336x280

Tersangka pelaku merupakan warga Pematang Lumut, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Peristiwa itu terjadi pada Februari lalu, namun baru dilaporkan pihak keluarga MR pada Polres Tanjabbar pada Agustus ini.

Awal mula perkenalan pelaku dengan MR dari grup WhatsApp. “Kenalan itu dari grup WA,” kata tersangka A (31), saat berada di Mapolres Tanjabbar.

Pelaku membuat grup WhatsApp yang berkaitan dengan diskusi belajar. Di dalam grup WhatsApp tersebut, pelaku merupakan mentor diskusi belajar dan korban MR merupakan anggota dari grup tersebut.

Berdasarkan pengakuan, A melakukan komunikasi intens melalui pesan pribadi di WhatsApp.

Semakin intens dalam percakapan, akhirnya pelaku A menawarkan korban untuk ke rumahnya. “Dari grup tadi kita ngbrol pribadi, jadi chat pribadi,” sebutnya

Atas bujuk rayu dan percakapan intens keduanya, akhirnya korban memberanikan diri untuk pergi ke Jambi.

Singkat cerita, sesampai di Kota Jambi, korban dijemput pelaku A untuk ke rumahnya dan tinggal di rumahnya.

“Ya, saya janjian dengan MR di Kota Jambi, saya jemput dia dan saya bawa ke rumah. Lebih kurang 20 hari,” ungkap A.

Kapolres Tanjung Jabung Barat AKBP Guntur Saputro mengatakan, kejadian ini berawal saat  A mengajak korban jalan-jalan ke Jambi.

Rupanya, saat itu A sudah punya niat jahat kepada korban.Pelaku malah membawa korban ke sebuah hotel.

Di hotel, korban pun dicabuli hingga diperkosa oleh guru bimbelnya tersebut.

Puas memperkosa korban di kamar hotel, MR malah dibawa pelaku ke rumahnya.

Di rumah pelaku, korban disekap selama 20 hari. Korban tak bisa berbuat banyak saat disekap oleh A. Sebab, semua alat komunikasi milik korban disita oleh pelaku.

Orangtua MR pun kebingungan mencari anak gadisnya yang tak ada kunjung pulang selama berminggu-minggu.

Terlebih, korban tak bisa dihubungi oleh orangtuanya. Orangtua MR pun kemudian melaporkan kasus hilangnya gadis muda tersebut kepada aparat kepolisian.

“Handphone korban disita. Jadi korban takut nanti diapa-apakan kalau menolak.
Selain diancam, korban juga dibujuk rayu,” kata AKBP Guntur Saputro.

Saat ini, oknum guru honorer berinisial A tersebut sudah diamankan oleh kepolisian setempat. “Kemarin sudah kita amankan, dan korban sudah kita pulangkan ke rumahnya,” jelasnya.

AKBP Guntur Saputro mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, A mengaku menggagahi korban atas dasar suka sama suka.

Pelaku mengaku telah menggagahi korban sebanyak 10 kali. Namun, korban menyebut sebanyak 30 kali.

AKBP Guntur Saputro mengatakan, kejadian yang menimpa gadis berusia 16 tahun di wilayah Tanjab Barat ini harus menjadi perhatian orangtua.

Menurutnya, ini harus dijadikan pembelajaran agar kejadian tersebut tak terulang mempa korban lainnya.

“Jangan sampai kasus yang menimpa MR, terjadi kepada anak-anak lainnya,” ungkapnya

Ia juga meminta kepada para orangtua untuk mendampingi anaknya selama proses belajar mengajar digelar secara daring .

“Ini kita ingatkan betul kepada para orangtua,” tegas AKBP Guntur Saputro.(tribunjambi/h2c)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *